Posted by : Sanguine bercerita tentang hidup
Senin, 08 April 2013
Hampir saya
lupa, eh tepatnya memang saya sudah lupa. Kemarin (4/4) adalah ultah atau
U-L-A-N-G-T-A-H-U-N dari salah seorang teman, hanya teman. 5 Tahun yang lalu
Tuhan begitu indahnya, sengaja mempertemukan rumput kecil dengan ilalang yang
begitu besar. Tumbuh dalam almamater yang sama, semakin tumbuh dan semakin
tumbuh.
5 tahun lalu saya dan “dia” bertemu
pandang, dipelataran sekolah kami yang penuh kenangan, saya masih ingat betul
saat itu. Dia dengan gagahnya berbicara layaknya seorang presiden, wibawa dan
charisma begitu kental bersamanya. Cerita lama, memang cerita lama kemudian.
Saya tidak menyangkal bahwa hati saya seolah telah dibuatnya berbunga bunga.
Tak ada hari tanpa sebuah cerita tentang dia.
Hari berikutnya, saya tidak percaya
rasanya ketika canggung mulai bersembunyi diantara kita, tangan begitu kaku
untuk hanya saling bertegur sapa. Matapun hanya bisa melihat kebawah seolah
tertarik oleh gaya gravitasi bumi, untung saja mata ini tidak copot begitu
saja. Saya benci kondisi seperti ini, tak ada senyum yang terlintas, hanya mata
lebar yang bisa dipandang, itu pun tertutup kaca mata tebalnya.
Hari hari selanjutnya tetap tak
begitu menyenangkan, hingga akhirnya dia terpilih menjadi presiden, presiden
siswa siswi SMA kami yang penuh kenangan. Karismanya begitu luar biasa, bahkan
kami sebagai warga SMA lebih senang mendengarkan “dia” berpidato ketimbang
kepala sekolah. Ketika berbicara “dia” layaknya Bung Karno saat berorasi,
menusuk jiwa, dan membakar semangat. Pidato selalu ditutup dengan senyum
termanis yang hanya dia seorang miliki. Sejujurnya saya tidak suka “dia “
menjadi setenar ini, banyak sekali para kartini kartini dimasa depan mulai
menyimpan rasa atau hanya sebatas menebar dercak kagum. Saya hanya tertawa dan
tak hentinya menatap setiap pasang mata yang mencuri pandanganya.
Cerita ini berakhir sedikit suram,
akhirnya “dia” menemukan pujaan hatinya, Hanya Wanita BIASA, sedikit lebih
pintar memang jika dibandingkan saya. Hati ini tidak membencinya, tetap sama,
kemarin,kini,dan esok.. mata ku ini sudah memilih hatinya, tetapi matanya lebih
memilih hati yang lain. Saya hanya bisa berdoa untuk keselamatan dan berkah
senantiasa menyelimuti “dia” dan berharap “dia” dan dia yang lain saling
melepas diantara mata & hati yang pernah terikat oleh benang bernama cinta.
Paling malas sebenarnya berbicara
masalah CINTA. Saya hampir tidak percaya, karena setiap hati yang saya pilih
selalu lari begitu saja, dan memilih hati yang lain. Hingga saya bosan dan
tidak pernah lagi merasakanya. 5 tahun dari 5 tahun yang lalu, kini aku dan dia
berjalan ditahun yang sama, terpisahkan lumpur dan tebing yang menjulang
tinggi. Bahkan saya sudah lupa tidak pernah menyebut namanya, sesekali ingat
tapi hanya sekelebatan. Karena hati ini sudah memilih mata dan hati yang lain.
Meski “dia” sudah tak bersamanya, saya kira hatinya masih memilih hati dari
“dia”.
Terakhir selamat berusia 20, usia
penuh kematangan dan tantangan. Semoga suara lantang dan menggelegar “dia”
benar benar mengantarkanya tidak hanya sekedar menjadi orang biasa. Saya yakin
suatu saat “dia” akan menjadi sosok yang bermanfaat dan mampu mengayomi
rakyatnya layaknya saat pertama kali kita bertatap mata. Semoga yang diatas
senantiasa menjaga hatinya untuk dia dan Tuhan menjaga hati saya untuk melepas
“dia”
Add caption |
KARWO
BalasHapushahaha iya dong,sejarah itu yak maknya mesti diabadikan lewat tulisan
BalasHapus