Posted by : Sanguine bercerita tentang hidup
Sabtu, 05 Januari 2013
Kalau
anda kuliah di Fakultas Peternakan UB atau di Program Kedokteran Hewan UB,
pasti anda mengenal beliau. Yah Profesor.Dr.Pratiwi Trisunuwati,drh.MS, beliau
adalah wanita nomor satu di Program Kedokteran Hewan UB dan entah nomor berapa
di Fakultas Peternakan UB. Saya tau beliau sejak pertama kali masuk PKH UB ( ya
iyalah orang dekan, masak gak tau ), sekitar bulan Juli 2011, dan saya mengenal
beliau baru saat menginjak semester 3, itu pun bukan nama saya yang beliau
kenal, tapi beliau panggil saya “mbk wartawan”. Gile bener nih orang, berani
merubah nama saya ( piis prof ).
Sosok Prof Pratiwi di mata saya
adalah seorang ibu yang kalem tapi disiplin, saya tidak peduli apa kata orang
tentang beliau, karena ya itu yang saya tau. Sebelum saya memutuskan masuk ke
dunia jurnalistik di PKH UB, jujur saya adalah orang yang kontra dengan beliau.
Saya selalu menganggap beliau salah. Meskipun bukan beliau saya yang perlu
dipersalahkan. Tapi justru pandangan saya yang miring tentang beliau, saya berhasil
mengompori segelintir temen saya di PKH untuk kritis terhadap PKH seperti
fasilitas yang tidak sesuai dengan biaya kuliah. Bahkan saya dan teman teman
sampai mendirikan suatu perkumpulan mahsiswa yang peduli terhadap krisis PKH
dan anggotanya hanya ber 6, MABA semua saat itu. Tentang saya dan teman teman
akhirnya ada kakak tingkat yang denger, dan “Bahan Ketawaan” adalah respon yang
diberikan kepada kita.
Saat semester satu dan dua, ada
beberapa dosen yang secara terang terangan frontal terhadap Prof Prat, saya
tidak tahu beliau tulus dipihak mhasiswa atau karena ada “sesuatu” dibalik
sikap beliau. Saya yang masih begok dan lugu percaya percaya aja sama omongan
beliau. Sebenarnya seperti apa sih Prof Pratiwi itu?? Dan di Semester 2 juga
saya barusan tahu kalau ternyata suami beliau mengajar di KH. Pikiran saya
cuman satu, kenapa mesti suami beliau??? Tidak ada orang lain yang lebih pinter
atau bentuk KKN?? Negatif thinking lagi deh jadinya sama Prof Pratiwi.
Semester 3 di depan mata, saya memutuskan
fakum sama yang namanya kegiatan mengkritisi PKH dan Prof Pratiwi, banyak
gossip tentang hubungan KAPROG yang tidak harmonis dengan PD3 dan PDI, apa sih
maksutnya?? Saya juga tidak paham. 3 bulan masuk sesmeter 3 mencuat gossip lagi
tentang PD3 yang dipecat secara sepihak oleh siapa lagi kalau bukan Prof
Pratiwi. Saya juga angkat tangan karena saya lagi lagi tidak paham. Muncul
aliansi baru mengatasnamakan SAVE PKH UB yang dikordinir oleh angkatan 2008 (
angkatan pertama ) dan mendapat respon positif dari temen temen kolgium. Saya
pernah sih sekali datang, dan selebihnya tidak pernah diinformasikan tentang
keberadaan diskusi terebut, mungkin sudah ada tim inti kali ya. Tapi saya tidak
pernah mempermasalhkan hal ini toh saya sudah berganti profesi, dari orator
jadi wartawan, yah lumayan beda jauh sih, jadi kayak bermuka dua kali jadi
wartawan tu, kan prinsip pers kan “NETRAL”
Di semester tiga juga banyak hal
yang membuat saya itu tiba tiba “iba” terhadap Prof Pratiwi, kenapa?? Mari kita
bahas. Di semester tiga ini selain saya alih profesi jadi wartawan, saya juga
menjadi seorang trainer dadakan, banyak teman dan orang yang saya tidak kenal
curhat kepada saya. Dan darisinilah saya belajar karakter orang, belajar betapa
dunia itu dipenuhi oleh orang orang kejam ( setan terlalu banyak ). Pengalaman
salah seorang teman yang pernah cerita, ternyata tidak banyak orang yang benar
benar setia, gimana nggak?? Didepan temenya dia sok baik eh dibelakang malah
menjatuhkan, sama dengan dalam dunia kerja, banyak tuh orang yang bermuka dua,
nggak cuman bermuka dua malah bermuka lima pun banyak. Inilah yang jadi alasan
kenapa saya mencabut pikiran jelek saya tentang Prof Pratiwi, terlebih saya
mungkin bisa dibilang sering berinteraksi dengan Prof Pratiwi. Entah saya sudah
kena jebakan “Politik” Prof Pratiwi, entah apa saya juga bingung.
Saya dan “Geng” saya memang sudah
fakum dari semua permasalahn di PKH. Beberapa minggu yang lalu SAVE PKH
berhasil menggelar aksi, sebagai bukti kekecewaan mereka. Yang perlu saya
kritisi disini adalah ternyata beberapa orang yang sempat menertawakan saya and
the Geng dulu kala tentang “AKSI” banyak
yang turun gunung, loh bukanya dulu nggak mau ya bang?? Kok sekarang jadi sok
mengompori??? Lupa ya sama omongan abang yang dulu dulu??? Hahahha, nah inilah
bukti dari orang bermuka dua. Orang orang ini melakukan aksi entah memang
karena sudah memang merasa “dibohongi” atau carmuk sama kakak tingkat ya bro??
atau cari celah biar bisa disanjung sama orang gitu???
Profesi menuntut saya tidak berat
sebelah. Dipihak mahasiswa ada yang mengatakan bahwa Prof Prat adalah orang
yang tidak peka dan suka melimpahkan kesalahan terhadap orang lain. Sikap
beliau ini digosipkan membuat karyawan PKH UB tidak betah. Nah ini saya juga
kurang tau, Karen para karyawan pada bisu semua saat ditanya mengenai masalah
ini. Aksi, hearing untuk angkatan paling tua sudah digelar, dan manifestasi
dari aksi ini adalah kebencian beberapa mahasiswa PKH UB terhadap Prof Pratiwi.
Berusaha menggali lebih dalam lagi masalah ini, saya mencoba bertanya kepada
salah satu mahasiswi yang ternyata juga mantan orator, mahasiswi ini menuturkan
bahwa dia tidak ikut aksi karena tidak tahu masalah yang sebenarnya terjadi,
dan tidak pernah datang diskusi yang menyangkut permasalahn ini. Tapi saya kurang
percaya dengan alasan orang ini, kenapa?? Karena ternyata dia itu anak buah
dari salah satu dosen yang berpihak kepada prof pratiwi. Bertanya lagi kepada
seorang mahasiswa dan abang ini adalah salah satu yang menertawakan saya dulu,
katanya ada kuitansi pembelian alat yang tidak sesuai dan uang sisa masuk ke
rekening BTN ( milik pribadi ), dan abang ini merasa Program telah membohongi (
Koalisi KAPROG dan PD 2( Keuangan ) ) mangkanya abang ini setuju dengan aksi (
plin plan banget sih bangggg ) dan kembali saya tidak percaya, karena sumbernya
berasal dari salah satu dosen yang oposisi terhadap Prof Pratiwi. Dari sini
saya jadi bingung, saya ini ada dimana??? Dan siapa sih sebenarnya Prof
Pratiwi??? Setahu saya sih beliau istri Pak Suris dan anak dari beliau sudah
mentas semua. Kalau memang korupsi, itu buat siapa?? Saya pasrahkan saja sama
Allah. Semoga Allah meluruskan pikiran saya yang agak melenceng.
sayangnya nanggung banget ini tulisan .. klimaks dan ga ada penutupnya :" padahal aku pgen tau kamu kenapa tiba2 jd berubah pikiran sama Prof. Prat haha
BalasHapushahaha, sorry sep, kalau pengen tau kita ketemu langsung aja, ntar kita curhat curhatan,,
BalasHapus