Posted by : Sanguine bercerita tentang hidup Rabu, 27 Maret 2013

         Mengawali hari, senantiasa disambut oleh kearifan matahari, tak hentinya memberikan sinar kehangatan kepada siapa saja yang berada di muka bumi. Nikmat yang begitu hebat dari penguasa alam jagad raya. Rasanya saya ini terlampau durhaka, tak tau rasa terimakasih, bahkan cara berterimakasih pun hampir saja saya tak tau. Baru tersadar saat ruh ini seolah ingin kembali padaNya, sedangkan amal kebaikan cukupkah mengantar ruh ini ke tempat yang paling baik?
            Menjalang kepala dua, perlu refleksi hidup yang jelas, mau dibawa kemana sebenarnya hidup yang tak tau kapan ujungnya. Kalu Nabi Muhammad saja wafat pada usia 63 tahun, sedangkan Bapak wafat pada usia 55 tahun. kemungkinan lama hidup saya juga tak terlampau jauh dari usia usia tersebut. Jelang 20 tahun, aku tak mau usia tersebut segera menghampiriku. Biasanya orang senang berulang tahun, entah apa yang terjadi denganku. Usia 20 tahun adalah usia kesiapan, usia dimana orang seharusnya sudah mampu berfikir jauh kedepan tidak hanya berfikir kapan saya lulus S1, S2, S lilin bahkan S campur. Kenyataanya yang seperti ini belum saya temukan pada diri yang kecil. Hura hura, penuh ambisi sesaat, penuh ego, dan apalah itu.
            Jelang 20 tahun, semakin tersadar bahwa hidup ini tidak hanya memperkaya diri sendiri, semakin tersadar bahwa sebagian umat juga butuh sebagian dari pemikiran kita. Ketika berbicara masalah umat, maka jangan pernah terhadap apa yang sudah kita perjuangkan. Terkait itu tidak terima karena bersinggungan dengan culture, itu hanyalah sebuah proses, toh culture tersebut juga manusia sendiri yang membuat, perjuangkan dengan perlahan, tapi ingat perjuangan yang diiringi kebaikan bukan perjuangan yang justru menyesatkan. Masih ingat kata Mahfud M.D beberapa waktu lalu bahwa Kebaikan itu pasti akan menang, akan tetapi perlu prjuangan dan usaha untuk mencapainya.
            Jelang 20 tahun, apa sih sebenarya target sebuah kehidupan? Pada dasarnya rakus adalah sifat alamiah dari manusia. Tapi apakah rela membiarkan diri rakus terhadap apa yang bukan menjadi hak milik orang lain? Berbicara tentang saya, akhir akhir ini banyak sekali musibah menimpa saya. Saya anggap musibah tersebut adalah proses sebagai pendewasaan. Mencoba menerima dan menganalisis pokok permsalahan, kemudian berusaha mencari jawaban, dan menyelesaikan. Ternyata cukup susah, apalagi jika permasalahanya menyangkut dengan sesama manusia, rekan kerja, bahkan teman dekat. Mencoba menengok ke belakang, saya tersadar ternyata cukup hina sekali, tapi apakah benar saya terlampau jauh dan sudah mengganggu hak dan apa yang seharusnya menjadi wewenang orang lain? Saya tidak paham betul.
            Ketika penguasa sangat leluasa melakukan sesuatu bahkan katanya itu “melanggar” kenapa semua diam? Tapi ketika nyamuk kecil yang melakukanya kenapa semua angkat bicara? Bahkan orang yang kita anggap paling dekat pun terkadang malah menjadi boomerang. Jelang 20 tahun, semakin jelas bahwa dalam kehidupan, banyak sekali orang orang bermuka banyak, tidak hanya satu atau dua, tidak terhitung bahkan. Tujuanya jelas, satu kata, makmur. Makmur dalam hal pencapaian beberapa ego, entah itu mengarah dalam hal kebaikan atau sebaliknya. Saling sikut menyikut untuk mencapai kemakmuran juga sangat biasa, meskipun sebenarnya bisa dicapai dengan bergandeng tangan, tapi pencapaian kemakmuran dengan “bergandeng tangan” membutuhkan waktu yang lama, karena menyangkut beberapa orang, dan perlu memahami orang orang tersebut pula.


            Apakabar Bunda?? Mungkin inilah akhir dari alur refleksi, ketika semua orang tidak menerima saya, satu satunya orang yang akan menerima saya adalah ibunda tercinta. Yang saya percaya ketika ridlo seorang ibu sudah tidak tergenggam jangan harap bisa selamat, jangan bicara masalah akhirat, selamat di dunia pun barangkali belum tentu. Terimakasih sudah membimbing saya sampai besar seperti ini, dengan didikan “kolot” saya percaya inilah yang tepat meskipun bukan yang terbaik. Semoga bunda senantiasa dilingkupi kesehatan dan barokah dariNya. 20 tahun, saya tidak tau berhasilkah saya melewati? Saya tidak mau mengira ngira karena kehendakNya. Yang jelas mohon maaf apabila ada hati yang tersakiti, mohon maaf apabila ada yang tidak senang dengan segala tingkah laku, bahkan mungkin ada yang tersakiti karena goresan ini. Refleksi alit dari hati yang gundah melewati masa suram dan mencari jawaban atas kebodohan.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Powered By Blogger

Pengikut

My Home

Jln. Bengawan Solo no.93 RT.02 RW.01 Kanor Bojonegoro

About Me

Min Rohmatillah, biasa dipanggil Iin, Lahir di Bojonegoro 14 Juni tahun 1993. TK ABA, MI ALFALAH, SMP N 1 SUMBERREJO, SMA N 1 BOJONEGORO, Dokter hewan yang menyukai design grafis. Punya Motto Good No God = 0, dan punya mimpi jadi dokter hewan ditengah hutan pulau Borneo (doain bisa ya..). u can follow my instagram @min_rahmatillah to watch my galery

Copyright © Min Rahmatillah -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan