Senin, 02 Desember 2019
"Kesempatan itu dicari, diusahakan, dan diupayakan bukan hanya sekedar ditunggu kedatangannya"
******
Sholat barangkali sudah menjadi rutinitas dan kewajiban bagi setiap muslim/muslimah. Bersyukur sekali lahir dan besar di negeri tercinta Indonesia dimana Islam menjadi agama mayoritas, tentu saja saya memiliki kemudahan untuk menunaikan kewajiban saya sebagai seorang muslim taat (wkwkkw).
TK dan SD saya habiskan di sekolah berbasis Agama Islam, memasuki SMP dan SMA saya mulai melanjutkan ke sekolah negeri yang lebih condong ke pelajaran umum, namun meskipun begitu saya masih tetap terjaga dalam kegiatan ngaji rutin, jadi ya kemampuan saya dalam agama seharusnya tidak diragukan lagi (wkwkkwk). Memasuki stase perguruan tinggi saya memilih jurusan kedokteran hewan, namun saya merasa masih fine fine saja meskipun mulai muncul muncul keraguan masalah cara bersuci dari air liur anjing yang termasuk najis mugholadoh.
Memasuki dunia kerja , mulailah muncul masalah sebenarnya, sudah bukan lagi masalah najis, tetapi kesulitan untuk menunaikan kewajiban yang 5 waktu. awalnya saya sedikit mengentengkan tetapi lama-lama dirasakan ya memang susah. susahnya adalah ketika bekerja dengan orang, terkadang client datang disaat jam jam sholat, jadinya mau ninggal ya gak enak karena pasti kena teguran ya akhirnya jadi sering ninggal ninggal sholat. Resiko menjadi dokter hewan adalah ketika mau sholat ya harus bersuci dulu, jadi butuh waktu 10-15 menit untuk wudlu dan bersuci, kemudian 10 menit untuk sholat. apesnya adalah ketika waktu maghrib yang mepet, antrian pasien yang membludak dan klinik/tempat praktek tutupnya jam 7 malam, dan sialnya lagi kita kerja di klinik orang kemudian ada admin yang ngerengek "ayo dok cepet, pasiennya antri" maklum sih sama sama ikut orang dan pingin cepat pulang. Akhirnya kembali sering meninggalkan sholat (lagi).
*****************************
Ketika berbincang dengan ibu saya, tidak sengaja saya keceplosan kalau seringkali meninggalkan sholat, sontak ibu saya marah, sayapun menangis. Jelas ibu saya kecewa karena ternyata saya lalai dalam kewajiban saya, dan lagi ibu saya sangat percaya dengan saya karena bisa dibilang dirumah saya paling taat. Ibu saya bahkan menyuruh saya untuk keluar saja dari tempat saya kerja daripada tidak sholat. Sejujurnya setiap malampun saya selalu merenung entah apa yang saya kejar dari dunia ini sampai saya rela ninggalin sholat, gaji gak seberapa tapi akhirat jadi taruhannya. saya selalu berkeluh gak enak sama yang lain kalau saya sholat karena harus menunggu dan ga bisa cepet cepet. Padahal Sholat bagi seorang muslim itu hukumnya wajib dan harus disempatkan bukan menunggu kesempatan waktu sholat. Saya sendiri baru tau ternyata meskipun tinggal di negara mayoritas Islam untuk menunaikan sholat agaknya juga susah, karena terbukti banyak karyawan/ti yang lalai dalam sholat karena alasan pekerjaan.
*****
Karena keceplosan itulah ibu saya banyak memberikan nasehat terutama masalah sholat, harus berani bilang "saya sholat dulu, karena sholat adalah kewajiban saya" meskipun akhirnya diomongin dibelakang bahkan mungkin dipecat. Jangan takut dengan manusia, tapi takut dengan Allah. Saya sadar ketika begitu getolnya mengejar dunia, kerjapun terasa jadi berat dan capek, coba niatnya kerja untuk memanfaatlan kesempatan yang dikasih Allah selagi bisa pasti kerjanya juga lebih santai dan totalitas.
***
Semoga cerita ini bisa bermanfaat untuk temen temen yang mengalami nasib sama "SUSAH SHOLAT" ya jawabannya adalah "MENYEMPATKAN SHOLAT" bukan "MENUNGGU KESEMPATAN UNTUK SHOLAT".
