Posted by : Sanguine bercerita tentang hidup
Minggu, 12 Juli 2015
Berbicara tentang cinta, saya
berharap suatu saat nanti bisa dipertemukan dengan seseorang yang bisa menulis,
jika ia tak suka menulis, setidaknya dia suka membaca, sehingga kita bisa
berbagi cerita.
Sepenggal kata diatas jangan dianggap terlalu
serius, karena pada tulisan ini saya tidak akan bercerita tentang yang
aneh-aneh, hanya berbagi kisah tentang kecintaan saya dengan salah satu
komunitas jurnalistik atau pers mahasiswa kedokteran hewan UB yang memiliki
nama CANDIDA.
CANDIDA (bukan jamur) berdiri sekitar tahun 2013,
sejujurnya bukan saya sendiri saja yang terlibat dalam pembentukan komunitas
persma tersebut, akan tetapi ada sekitar 8 orang hebat lain yang turut andil
dalam membangun CANDIDA. kenapa saya ingin ada persma di fakultas saya? Karena
menurut saya kehadiran pers mahasiswa sangat diperlukan sebagai sebuah lembaga
yang netral dan memberikan kabar teraktual tanpa adanya intervensi dari pihak
manapun, dan di fakultas saya belum ada pada saat itu.
Saya bersyukur karena almarhum bapak saya, meskipun
tinggal dipelosok desa disebuah kota kecil bisa berlangganan koran, meskipun
ibu saya ngomel-ngomel karena menganggap langganan koran itu tidak penting.
Dari kebiasaan membaca koran sejak kecil, saya mulai menyukai dunia kepenulisan
dan sempat berniat menjadi wartawan. Akhirnya cita-cita saya menjadi seorang
wartawan (gadungan) bisa tercapai ketika saya menjadi salah satu staf muda
dept. Infokom BEM PKH UB 2012 yang kemudian pada tahun 2013 diamanahkan menjadi
pimpinan utam komunitas pers mahasiswa CANDIDA.
with all crew, first gathering about two years ago
Banyak tantangan? Pasti iya, bahkan seolah ada bekas
lama yang tak kunjung sembuh (apa sih, heheh). Diawal kepengurusan pasti banyak
cemohan (kurang tahu pasti), banyak yang ngomongin dibelakang, tapi buat saya
semua itu bukan masalah penting toh banyak yang merasakan kebaikan dari
komunitas kecil ini. Niatan yang baik tentu saja akan membuahkan hasil yang
baik, dan insyaAllah dibentuknya CANDIDA adalah dengan tujuan yang baik pula.
Menjelang lulus (semoga disegerakan) seolah saya masih belum bisa move on dari komunitas kecil ini,
apalagi CANDIDA lagi naik daun, semangat temen-temen kepengurusan 2015 ini
membuat saya ingin terus mendampingi adik-adik yang mayoritas perempuan.
Sayangnya “usia” ini membatasi diri untuk tidak belama-lama. Dunia yang lebih
luas telah menunggu untuk menempa saya, masyarakat telah menunggu ilmu dan
kontribusi saya sebagai calon dokter hewan. Well¸
tetep aja meskipun gak mau, sebentar atau lama memang saya kudu ninggalin si
jamur yang lagi berkembang, tapi percayalah masih ada cinta untuk CANDIDA pers
mahasiswa FKH (mudah-mudahan segera jadi fakultas) UB. Karena cinta tak
mengenal usia, jadi sampai kapan pun saya gak bakalan lupa sama CANDIDA,
mungkin feel nya beda sama
organisasi-organisasi lain yang pernah saya ikuti, karena CANDIDA adalah cerita
tersendiri buat saya.
Akhirnya cerita ini sampai diujung. Hanya ingin
berpesan buat adik-adik penerus dan calon penerus CANDIDA, jangan mudah putus
asa karena pasti akan banyak tantangan di masa depan, ketika perjuangan kita
sekarang seolah tidak menghasilkan apa-apa, ingatlah bahwa ketika kita
berbicara tentang perjuangan maka kita tidak membicarakan hasil, tetapi
ingatlah bahwa kita menjalani proses dimana suatu saat apa yang telah kita
perjuangkan akan membuahkan hasil, tidak dalam satu hari, mungkin dua minggu,
satu bulan, bahkan bertahun-tahun.
Malang, 12 Juli 2015