Posted by : Sanguine bercerita tentang hidup
Jumat, 24 April 2015
Pernah mungkin diantara
kita merasa “sungkan” karena sering merepotkan orang lain. Hal yang wajar
memang jikalau itu benar terjadi. Barangkali saya masih terlalu muda untuk
menyampaikan pesan ini, ya usia belum genap separo abad, baru secuil daratan
yang dikunjungi, hampir berkunjung ke negeri sakura tapi batal akhirnya.
Sedikit pengalaman tapi hati tergerak ingin berbagi kisah.
Saya tidak bermaksut
pamer atau sombong, terserah apalah anda menyebutnya. Sekali lagi, saya hanya
ingin berbagi. Saya memang bukan orang yang terampil bahkan cenderung “kosro”
akan tetapi saya termasuk orang yang mudah iba dan mudah merasa “tidak enak”.
Sehingga jika ada yang meminta bantuan kapada saya, susah sekali untuk menolak.
Seandainya pun saya menolak dalam hati saya muncul gejolak “rasa tidak enak”
bahkan bisa membuat saya tidak tidur semalaman karena kepikiran. Rasanya senang
jika pribadi yang penuh kekurangan ini bisa membantu orang lain meskipun tidak
banyak yang bisa dibantu. Tidak ada keinginan sekalipun ingin meminta sesuatu
atau imbalan atas bantuan tersebut, ya hanya senang, memuaskan batin.
Muncul rasa marah
terhadap diri ketika saya mulai acuh terhadap beban berat yang dirasakan oleh
orang lain. Sungguh kita sebagai seorang hamba memang wajib bersyukur terhadap
segala nikmat dari yang maha kuasa. Allah yang maha membolak balikan hati dan
betapa mengucap syukur tiada kira hati ini tetap dijaga untuk selalu merendah.
Terkadang pastilah terlintas dalam benak kita bahwa ketika kita sering menolong
orang lain berharap selalu ada pertolongan jika kita diposisikan memiliki beban
yang teramat berat. Dan ketika kita mendapat pertolongan dari orang lain pasti
akan terlintas dalam pikiran kita “ karena dia membantu saya ketika dalam susah
maka sekarang gantian saya yang membantu dia jika memang memrlukan uluran
tangan”. Ketahuilah bahwa sejatinya rasa terimakasih kita kepada orang lain itu
tidak bersyarat dan tidak berbalas.
Rasa Terimakasih itu
tidak Berbalas dan Besyarat??
Maksutnya adalah
seseorang yang mendapat bantuan dari orang lain sejatinya tidak terikat satu
sama lain. Fenomena yang lumrah ditemui adalah si penolong merasa sangat
berjasa terhadap orang yang ditolong padahal hanya hal sederhana diungkit
ungkitnya sampai mati dan yang ditolong seolah memiliki beban membalas sampai
mati pula. Sehingga terjadilah saling tolong menolong karena “sesuatu” yang
tidak membantu ya tidak usah dibantu atau membantu yang selalu membantu.
Menurut hemat saya ya sudahlah kita menolong saja, kita membantu saja atas
dasar panggilan hati bukan karena beban dia pernah menolong atau sebagainya. Namun
tetap saja janganlah menjadi orang yang tidak tahu terimakasih. Sangat sombong
orang yang tidak bisa berterimakasih dengan tulus, berterimakasih jangan
dianggap beban yang harus dibalas sesuai imbalan, cukup berterimakasih dari
hati yang tulus sehingga orang yang kita beri ucapan pun merasakan betapa
indahnya ketulusan yang dipancarkan.
Sedikit pesan dari
pribadi yang sekali lagi belum berusia separo abad, bahkan seperempat abad pun
belum masuk. Mandirilah terhadap apa yang menjadi kepentingan pribadi, berusaha
tidak selalu berpangku tangan kepada orang lain, tetapi sebaliknya senantiasa
mengulurkan tangan dengan segenap hati kepada yang membutuhkan bukan karena
syarat.