Posted by : Sanguine bercerita tentang hidup
Rabu, 06 Juni 2012
My Self
“Good
no god” begitulah sepenggal kata yang senantiasa menemani sesosok wanita yang
biasa di sapa Iin. Terlahir di Kota Angling Dharma pada tanggal 14 Juni 1993,
saya yang bernama lengkap Min Rahmatillah ini mengawali karir di TK Aisiyah
Desa Cangaan Kecamatan Kanor Bojonegoro selama 3 tahun. MI Al – Falah menjadi
pilihan saya setelah lulus dari TK. Di sekolah inilah pertamakali karatkter
saya benar benar di bentuk. Mulai dari leadership hingga keterampilan yang
menggunakan otak kanan. Karakter saya memang bukan sebagai seorang pemimpin,
tapi saya mampu bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai sebuah visi dan
misi yang sama. Saya tidak bisa melakukan sesuatu tanpa orang lain, dan saya
pun siap membantu apabila orang lain membutuhkan saya. Karena memang pada
dasarnya manusia memang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Saya masih ingat
ketika pertama kali berkenalan dengan
Koran. Keluarga saya memang terbiasa membaca Koran setiap pagi, hingga suatu
hari saya yang masih duduk di bangku kelas MI ( sederajat dengan SD ) tak sadar
mengikuti kebiasaan keluarga saya, dan ketika itulah saya pertama kali bisa
membaca.
Aku, septian, dan hilda
foto ini diambil pada jum'at malam Pra WVD
Selama
6 tahun duduk di bangku MI, akhirnya saya lulus dengan nilai yang memuaskan
untuk ukuran anak desa. Dan saya pun di terima di SMP Negeri 1 Sumberrejo.
Pengalaman saya semakin bertambah ketika saya bergabung dengan beberapa ekstra
yang ada di sekolah seperti Pramuka dan PMR. Saya bergabung dengan OSIS SMP N 1
Sumberrejo, dan menjabat sebagai koordinator Sie 1 ( Ketakwaan Terhadap Tuhan
yang Maha Esa ). Meskipun sibuk dengan seabrek kegiatan kecintaan saya terhadap
Koran tidak pernah luntur. Karena di sekolah saya belum ada majalah, saya
bersama ketua osis menggagas untuk membuat majalah sekolah. Karena baru pertama
kali, kami agak kesusahan. Mulai mencari berita, editing, hinga
mendistribusikan majalah hanya saya lakukan bersama ketua osis yang kebetulan
teman sekelas saya. Ini kami lakukan karena tak ada yang peduli dengan dunia
jurnalistik.
SMA
N 1 Bojonegoro adalah pelabuhan terakhir saya sebelum di terima di PKH UB.
Letak sekolah saya yang di kota membuat saya sedikit minder. Tapi saya adalah
orang senang dengan tantangan, maka menaklukan SMASABO adalah impian saya kala
itu. Di awal saya masuk saya memilih bergabung dengan OSIS dan diterima di Sie
1 selama 2 periode. Karena sie 1 memiliki organisasi anakan, semacam LSO kalau
di Fakultas, saya juga menjabat bendahara SKI SMASABO. Saya memang lebih banyak
berpengalaman di dunia kerohanian, tapi saya juga tidak lupa menyelami dunia
jurnalistik, ini saya buktikan dengan aktif di jurnalis sekolah. Banyak
kepanitian yang saya ikuti selam aktif di OSIS dan SKI..
Web, blog, foografi, dan cinema mulai saya
kenal disini. Ketika saya SMA, media masa mulai mengarah ke ranah elektronik.
Mulai Koran, majalah dan sejenisnya. Tapi harapan media cetak tetap bertahan
masih terngiang ngiang di benak saya. Karena dunia elektronik belum sepenuhnya
bisa di rasakan oleh seluruh kalangan masyarakat.
foto ini diambil 30 menit sebelum dompetnya mira hilang,,,,
Pertengahan
2011 saya di terima di PKH UB, ada sedikit kejanggalan dalam benak saya. Saya
merasa menjadi mahasiswa yang sangat pasif. Karena di PKH UB belum ada kegiatan
yang melibatkan maba saya memutuskan bergabung dengan Brawijaya Mengajar yang
berada di bawah SOSMA EM UB 2011. Selain itu saya juga aktif di sebuah
komunitas sastra. Dan baru kemarin saya mengikuti diklat untuk kader An – Nahl.
Meskipun begitu ada hal yang membuat saya bertanya Tanya, saya merasa tidak
ada sebuah wadah yang mampu menampung
suara mahasiswa dalam sebuah media, khususnya media cetak. Tanpa dunia
jurnalistik peradaban akan susah diketahui. Padahal dunia jurnalistik memiliki
berbagai fungsi dalam hiruk pikuk dunia, termasuk fungsi control terhadap
sebuah pemerintahan.