Posted by : Sanguine bercerita tentang hidup
Kamis, 26 September 2013
Intinya
adalah langit. Awan, gerimis, hujan, pelangi, bintang, dan langit itu sendiri.
Hati ibarat peristiwa alam, sulit digambarkan dengan pasti. Ramalan cuaca hanya
bersifat dugaan, meskipun kebenaranya bisa mencapai 99 %, 1 % merupakan penentu
apakah dugaan tersebut berhasil atau benar benar hanya dugaan semata. Sulit
mencerna rangkaian kata ini? Saya pun begitu, hanya mengikuti kata hati, setiap
yang ada di kepala, kemudian hati menejemahkan hingga keluar menjadi kata –
kata.
Tak
pernah ada yang tahu kedalaman hati seseorang. Saya percaya dengan mimpi,
karena mimpi adalah alarm dari Tuhan, sehingga kita mempersiapkan diri jika
mimpi tersebut membawa kabar buruk. Bicara tentang buruk, tak selamanya buruk
itu akan selalu buruk, karena buruk suatu saat akan membawa kedalam kebaikan,
walau itu hanya satu detik. Pernah mendengar cerita Sunan Kalijaga? Bukankah
beliau pernah menjadi seseorang yang buruk untuk melakukan kebaikan? Mencuri
untuk dibagikan kepada orang yang berhak. Sekali lagi tak ada yang tahu kedalaman
hati orang.
Matahari,
bintang, dan bulan bukan untuk dipilih siapa yang lebih kuat diantaranya.
Mereka ada untuk saling melengkapi, saling menutupi kekurangan satu sama lain.
Bukankah manusia juga seperti itu? Tidak ada yang lebih baik diantara yang
terbaik, bahkan kejahatan ada untuk melengkapi variasi hidup. Jangan pernah
membenci orang yang sengaja jahat kepada anda, atau orang yang terpaksa jahat
kepada anda, karena anda tidak pernah tau kenapa merek jahat kepada anda. Saya
jahat kepada “dia” karena saya sayang. Saya tahu anda akan menganggap saya
jahat, tapi biarkan hati saya yang menjawab, karena saya tahu, mata lah yang
mengatakan kepada anda, kemudian mulut anda mengiyakan. Jelas mulut akan
berkata “iya”. Saya kira anda telah lupa karena tidak terlebih dahulu
konsultasi dengan hati.
Pernah
bertanya kepada matahari kenapa dia tidak meratapi kesendirianya? Karena
matahari tidak punya waktu untuk meratapi kesendirianya. Di siang hari matahari
terlalu sibuk menyinari alam jagad raya, dan dimalam hari dia tertidur pulas
karena tubuh yang lunglai. Oleh karena itu kenapa matahari sering digunakan
sebagai symbol Raja, dan Ratu digambarkan pada sosok bulan, bulan akan
disandingkan dengan bintang, karena bagaimanapun ratu adalah sosok perempuan,
perempuan membutuhkan pendamping entah hanya untuk berbagi keceriaan ataupun
mencurahkan kekesalan, sehingga bulan akan disandingkan dengan bintang, walau
terkadang bintang tertutup oleh pekatnya malam.
Hai
langit! Hai awan! Hai Gerimis! Hai hujan! Hai Pelangi! Hai Terang! Matahari,
bulan, & bintang, kalian apa kabar? Lama kita tak saling sapa, Terimakasih
sudah mau berbagi cerita. Saya tak peduli walau duri melati telah begitu dalam
menusuk jari, karena hanya jari, dan pelan pelan luka tersebut akan sembuh dengan
sendirinya. Walau duri begitu dalam menusuk jari, asal kalian berada disisi tak
akan aku mengerang karena kesakitan, bukankah setelah sakit yang teramat akan
muncul kebahagiaan yang teramat? Sekali lagi terimakasih langit, awan, gerimis,
hujan, pelangi, dan terang. Dan teruntukmu Matahari, karenamu aku belajar
begitu besar pengorbananmu untuk jagad raya. Bulan dan bintang, kalian
mengajarkan bahwa bahagia itu sederhana.
Malang,
25 September 2013